Pasar komoditas global pekan ini bergerak dalam lanskap penuh dinamika dengan benang merah utama: ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve yang menekan imbal hasil riil dan menopang permintaan aset lindung nilai. Ketiga pilar besar—perak, minyak, dan emas—menunjukkan performa kuat dengan latar fundamental dan teknikal yang saling melengkapi.
Perak Menembus Puncak 14 Tahun
Perak menjadi sorotan utama setelah melonjak dari kisaran $44 per ons hingga menembus $46 per ons, level tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Lonjakan ini didukung kombinasi suku bunga riil yang lebih rendah, kondisi pasokan fisik yang ketat, serta kebutuhan industri elektronik yang semakin tak tergantikan. Walaupun sempat tertekan ketika dolar AS menguat dan beberapa pejabat The Fed memberi sinyal kehati-hatian terkait laju pelonggaran, rilis data inflasi PCE yang sesuai ekspektasi kembali menghidupkan optimisme pasar. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa bank sentral AS masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga, yang berarti momentum bullish perak masih terjaga.
Minyak Rebound Setelah Tekanan Awal
Di sisi energi, harga minyak mentah sempat tertekan akibat langkah Uni Eropa yang memperluas sanksi terhadap entitas minyak di negara ketiga. Kekhawatiran pasar awalnya muncul terkait dampak terhadap perdagangan Rusia. Namun, harga kembali menguat seiring lambannya normalisasi ekspor dari Kurdistan Irak dan meredanya isu kelebihan pasokan global. Laporan penurunan stok minyak mentah AS sebesar 607 ribu barel menurut data EIA menjadi katalis penguatan, ditambah kabar serangan drone ke infrastruktur minyak Rusia yang menambah premium risiko. Langkah Rusia membatasi ekspor solar hingga akhir tahun serta memperpanjang larangan ekspor bensin turut memperkuat posisi harga. Meski rencana pengaliran kembali minyak melalui jalur pipa ke Ceyhan masih jadi variabel, arah harga minyak tetap memiliki “lantai” fundamental yang kokoh.
Emas Tetap Tangguh di Tengah Volatilitas
Harga emas juga tidak kalah menarik, bergerak mengikuti narasi suku bunga global. Logam mulia ini sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa akibat arus masuk safe haven dan ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Namun, harga terkoreksi ketika imbal hasil obligasi naik dan dolar AS menguat. Meski demikian, setelah laporan PCE tahunan menunjukkan inflasi di level 2,7% sesuai perkiraan, emas kembali mendapatkan dukungan beli. Persepsi pasar bahwa peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan mendatang masih tinggi—termasuk kemungkinan satu kali tambahan di akhir tahun—tetap menjaga daya tarik emas. Faktor geopolitik, mulai dari tensi perdagangan internasional hingga kebijakan baru Gedung Putih, memberi lapisan ketidakpastian ekstra yang semakin memperkuat minat terhadap aset lindung nilai ini.
Kesimpulan Fundamental Pasar
Secara ringkas, tiga poros utama yang menopang reli komoditas saat ini adalah: suku bunga riil yang cenderung lebih rendah, risiko pasokan energi global, serta permintaan fisik dan industri yang solid pada logam. Kombinasi ini menciptakan lanskap di mana perak mampu bersinar dengan reli tajam, minyak mendapatkan pijakan kuat untuk rebound, dan emas tetap tangguh meskipun volatilitas intraperiode sesekali muncul.
Tinjauan Teknikal Komoditas
Silver (XAG/USD)
- Buy: $46.027, TP $49.041, SL $45.312
- Sell: $45.169, TP $43.766, SL $46.000
Brent Crude Oil (BCO)
- Buy: $69.04, TP $70.70, SL $68.56
- Sell: $68.30, TP $67.72, SL $68.50
Gold (XAU/USD)
- Buy: $3.790, TP $3.821, SL $3.765
- Sell: $3.755, TP $3.691, SL $3.780
DISCLAIMER
Artikel ini disusun untuk tujuan analisis dan informasi semata, bukan rekomendasi investasi yang bersifat mutlak. Perubahan kondisi fundamental maupun teknikal dapat memengaruhi pergerakan harga, sehingga setiap keputusan perdagangan tetap perlu disertai manajemen risiko yang matang.