Indeks Nikkei 225 ditutup melemah 1,2% ke level 49.544,21 pada perdagangan Selasa, mencerminkan meningkatnya sikap defensif pelaku pasar menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat pada malam hari. Tekanan jual muncul relatif mudah seiring investor memilih mengurangi eksposur risiko, meskipun tidak ada sentimen negatif signifikan yang berasal dari dalam negeri Jepang. Pergerakan ini menegaskan bahwa faktor global, khususnya arah kebijakan moneter AS, masih menjadi penggerak utama pasar saham Jepang.
Sentimen wait-and-see menguat karena data ketenagakerjaan AS yang rilisnya sedikit tertunda dipandang berpotensi mengubah ekspektasi pasar terhadap arah suku bunga Federal Reserve. Ketidakpastian ini membuat investor enggan mengambil posisi agresif, mengingat perubahan kecil pada indikator tenaga kerja dapat memicu penyesuaian besar pada proyeksi kebijakan moneter global. Dampaknya, minat terhadap aset berisiko menurun, sementara volatilitas berpeluang meningkat dalam jangka pendek.
Tekanan kehati-hatian juga diperparah oleh padatnya agenda bank sentral pekan ini. Perhatian pasar tidak hanya tertuju pada The Fed, tetapi juga pada Bank of Japan yang secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga. Prospek pengetatan kebijakan moneter di Jepang menambah lapisan ketidakpastian baru, terutama bagi sektor-sektor yang selama ini diuntungkan oleh suku bunga rendah. Kombinasi faktor eksternal dan domestik ini membuat investor memilih menahan diri hingga arah kebijakan menjadi lebih jelas.
Saham-saham teknologi dan berbasis kecerdasan buatan yang sebelumnya menjadi motor penguatan pasar justru menjadi yang paling sensitif terhadap tekanan. Aksi ambil untung dan pengurangan risiko membuat sektor ini mengalami pelemahan lebih dalam dibandingkan sektor defensif. Kondisi tersebut mencerminkan perubahan preferensi investor dari pertumbuhan agresif menuju stabilitas, setidaknya sampai kejelasan arah suku bunga global dan kebijakan bank sentral dapat dipastikan.
Secara keseluruhan, penutupan melemah Nikkei 225 menegaskan suasana pasar yang rapuh dan sangat bergantung pada katalis global. Hingga data ekonomi AS dan keputusan bank sentral utama dirilis, pasar saham Jepang diperkirakan tetap bergerak hati-hati dengan kecenderungan volatil, sementara investor fokus pada manajemen risiko dan selektivitas sektor.
Source: Newsmaker.id
