Harga emas bergerak stabil pada perdagangan Jumat dan bersiap mencatat kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut. Dukungan utama datang dari meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) serta kekhawatiran dampak ekonomi dari berlarutnya penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat.
Harga emas spot naik tipis 0,03% menjadi US$3.857,25 per ons pada pukul 09.21 GMT, setelah sehari sebelumnya mencetak rekor tertinggi baru di level US$3.896,49 per ons. Sepanjang pekan ini, emas telah menguat 2,6%, menegaskan tren bullish yang semakin solid. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember juga menguat 0,32% ke level US$3.880,50 per ons.
Ketidakpastian politik di Washington menjadi faktor dominan. Penutupan pemerintahan yang sudah memasuki hari ketiga membuat rilis data ekonomi penting, termasuk laporan ketenagakerjaan non-farm payrolls, tertunda. Data alternatif dari berbagai sumber menunjukkan pasar tenaga kerja AS pada September cenderung stagnan, dengan perekrutan yang lemah dan tingkat pengangguran yang tidak berubah. Hal ini memperkuat alasan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.
Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, tren ini berpotensi membawa harga emas menembus level psikologis US$4.000 per ons sebelum akhir tahun. Pandangan tersebut sejalan dengan perhitungan pasar, di mana investor menilai probabilitas 97% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, serta 88% kemungkinan langkah serupa pada Desember, berdasarkan alat FedWatch dari CME Group.
Presiden Federal Reserve Bank of Dallas, Lorie Logan, menegaskan bahwa langkah pemangkasan suku bunga bulan lalu merupakan bentuk “asuransi” terhadap potensi pelemahan pasar tenaga kerja. Namun, ia juga menekankan perlunya sikap hati-hati dalam mengambil kebijakan berikutnya.
Emas, yang secara historis dipandang sebagai aset lindung nilai saat terjadi ketidakpastian politik maupun finansial, semakin diminati di tengah tren suku bunga rendah. Hingga saat ini, harga emas telah melonjak 47% sepanjang tahun 2025, menjadikannya salah satu aset dengan performa terbaik di pasar global.
Di sisi lain, permintaan emas fisik di India justru meningkat meski harga mencapai rekor tertinggi, sementara pasar Tiongkok masih tutup karena libur nasional. Komoditas logam mulia lainnya juga mencatat kenaikan: perak naik 0,6% ke US$47,24 per ons, platinum menguat 0,5% menjadi US$1.576,25, dan paladium menanjak 1,4% ke US$1.258,25 per ons.
Tren kenaikan emas yang berkelanjutan ini semakin menegaskan perannya sebagai aset utama dalam menghadapi gejolak global. Kombinasi kekhawatiran shutdown pemerintahan AS dan prospek pelonggaran kebijakan moneter The Fed menjadi katalis utama yang mendorong harga emas mendekati tonggak sejarah baru.
Source: Reuters.com